Jakarta, IDN Times – Indonesia merupakan penyumbang 19,1 persen dari total pasokan tuna dunia. Pada 2023, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan produksi tuna Indonesia mencapai 1,5 juta ton, dengan nilai ekspor sebesar 927,2 juta dolar Amerika Serikat (AS), atau sekitar Rp14,8 triliun (kurs Rp15.949 per dolar AS).
Menyoroti hal itu, startup perdagangan hasil laut terintegrasi Aruna menilai kelestarian tuna harus dijaga. Co-Founder dan Chief Sustainability Aruna, Utari Octavianty melihat hal itu perlu diperhatikan, apalagi belum lama ini diperingati Hari Tuna Sedunia, yakni pada 2 Mei 2024 lalu.
“Momen ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya praktik penangkapan tuna yang berkelanjutan,” kata Utari yang dikutip Kamis, (16/5/2024).
Selama ini, Indonesia mengekspor tuna ke berbagai negara, yakni AS, Italia, Jepang, Vietnam, Australia, dan Singapura. Beragam jenis tuna yang hidup di perairan Indonesia menunjukkan besarnya potensi Tanah Air dalam industri tuna. Berdasarkan data Aruna, terdapat lima spesies tuna yang menjadi komoditas unggulan Indonesia, yaitu:
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistiyo, mengatakan tuna merupakan salah satu sumber protein hewani terbaik.
“Jadi tentu harus berkelanjutan agar bisa dinikmati oleh generasi saat ini dan masa depan,” ujar Budi.
Oleh karena itu, untuk menjaga keberlanjutan sumber daya tuna, praktik penangkapannya harus dilakukan secara bertanggung jawab, alias tidak mengeksploiotasi
“Pemantauan populasi tuna secara terus-menerus dilakukan untuk memelihara kelestariannya,” tutur Budi.
Peran krusial pemerintah diperlukan melalui kolaborasi dan implementasi kebijakan yang tepat. Contohnya, kerja sama dengan Marine Stewardship Council (MSC) untuk memastikan keberlanjutan tuna dan mengurangi dampak penangkapannya terhadap ekosistem laut.
Indonesia juga aktif terlibat dalam perjanjian perikanan internasional, seperti Indian Ocean Tuna Commission (IOTC), Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT), Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC), dan Inter-American Tropical Tuna Commission (IATTC).
Selain dari pemerintah, nelayan, dan pelaku usaha, masyarakat juga bisa membantu untuk menjaga populasi tuna. Utari membeberkan, ada tiga cara yang bisa dilakukan masyarakat, sebagai berikut:
“Juga, jangan lupa bantu berdayakan nelayan dengan secara rutin mengonsumsi protein hewani yang terkandung pada ikan laut,” kata Utari.
Artikel ini telah tayang di Idntimes.com dengan judul “RI Raup Rp14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Populasinya Harus Dijaga!”.
Klik untuk baca: https://www.idntimes.com/business/economy/vadhia-lidyana-1/ri-raup-rp14-8-triliun-dari-ekspor-tuna-populasinya-harus-dijaga.
Post Views : 25 views
Posted in Bisnis
Banyuwangi – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)…
Siberwangi.com – Setelah debat publik pertama calon…
Siberwangi.com – DPRD Banyuwangi mengajukan pengembangan Terminal…
Siberwangi.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Banyuwangi…
SIberwangi.com – Dalam rangka menyemarakkan HUT ke-79…
Pengunjung Hari Ini: 173
Kunjungan Hari Ini: 173
Total Pengunjung: 6226
Total Kunjungan: 7156
Pengunjung Online: 14