Jakarta, IDN Times – ASEAN, United Nations Development Programme (UNDP) atau Program Pembangunan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Pemerintah Jepang menggelar program inovasi ekonomi biru di kawasan ASEAN dan Timor Leste.
Melalui proyek ASEAN Blue Economy Innovation itu, ASEAN, PBB, dan Pemerintah Jepang akan memberikan dukungan modal senilai 40 ribu dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp638 juta (kurs Rp15.971 per dolar AS), kepada masing-masing 60 inovator ekonomi biru di kawasan ASEAN dan Timor Leste.
Adapun proyek ASEAN Blue Economy Innovation terdiri dari tiga kegiatan utama, yakni ASEAN Blue Innovation Challenge, Program Inkubasi, dan program Temu Usaha (Business Matchmaking).
Inovator terpilih akan diikutsertakan ke dalam program pendampingan selama program inkubasi untuk menyempurnakan dan mengkomersialisasikan solusi mereka selama periode enam bulan.
Selain itu, selama menjalani kegiatan Business Matchmaking, tim pemenang berkesempatan mempresentasikan solusi inovatif mereka kepada komunitas bisnis, pemodal, dan investor untuk memperoleh akses ke investasi biru di wilayah tersebut.
“Proyek ini tidak hanya bertujuan memperbaiki hasil ekonomi dari sektor kelautan, tapi juga meningkatkan resiliensi masyarakat pesisir dalam menghadapi perubahan iklim dan degradasi lingkungan,” kata Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn dikutip dari keterangan resmi, Rabu (15/5/2024).
Pendaftaran untuk ASEAN Blue Innovation Challenge masih terbuka hingga 31 Mei 2024 tengah malam waktu Jakarta. Bagi inovator dari negara ASEAN dan Timor Leste masih memiliki waktu untuk mengusulkan solusi yang tepat untuk mengatasi isu perubahan iklim, polusi plastik di laut, serta perikanan dan pariwisata berkelanjutan melalui https://www.undp.org/indonesia/blueinnovation.
ASEAN berada di garis depan potensi maritim dunia. ASEAN juga memiliki beragam sumber daya kelautan dengan estimasi nilai pasar hingga 2,5 triliun dolar AS per tahun, atau lebih dari Rp39 ribu triliun. Angka itu setara 5 persen dari ekonomi global.
Seiring besarnya potensi ekonomi biru ASEAN, ada berbagai tantangan yang dihadapi oleh negara-negara ASEAN. Isu seperti penangkapan ikan berlebih, degradasi habitat, dan polusi laut menjadi ancaman yang signifikan bagi ekosistem laut dan air tawar di kawasan ini.
Oleh sebab itu, ASEAN butuh upaya kolaboratif dan terpadu untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
Duta Besar Jepang untuk ASEAN, Kiya Masahiko mengatakan pihaknya mendorong inovasi ekonomi biru di kawasan ASEAN untuk mensejahterakan masyarakatnya.
“Saya juga berharap proyek ini akan menjadi katalisator untuk semakin mendorong kerja sama dan investasi di bidang ini,” tutur Kiyo Masahiko.
Lebih lanjut, UNDP telah mengadvokasi sektor biru dalam skala global selama lebih dari 25 tahun. UNDP telah memobilisasi lebih dari 1 miliar dolar AS atau lebih dari Rp1.597 triliun untuk melindungi dan merestorasi laut di lebih dari 100 negara dan terus berkomitmen mendorong ekonomi biru global yang berkelanjutan.
Caranya dengan memanfaatkan sumber daya laut dan air tawar untuk pembangunan yang inklusif. Sebagai contoh, di Indonesia, UNDP telah membantu mewujudkan visi pemerintah untuk meningkatkan kerja sama multilateral dengan tujuan melindungi lingkungan laut dan mendorong ekonomi biru. Melalui Archipelagic Island States (AIS) Blue Hub2.
Artikel ini telah tayang di Idntimes.com dengan judul “Ada Modal Rp638 Juta dari PBB-Jepang buat Inovator Ekonomi Biru”.
Klik untuk baca: https://www.idntimes.com/business/economy/vadhia-lidyana-1/ada-modal-rp638-juta-dari-pbb-jepang-buat-inovator-ekonomi-biru.
Post Views : 24 views
Siberwangi.com – Pada hari Selasa 15 Oktober,…
Siberwangi.com – Festival Gandrung Sewu kembali memukau…
Banyuwangi – DPRD Banyuwangi mendesak pemerintah untuk…
Banyuwangi – Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Ruliyono,…
Siberwangi.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)…
Pengunjung Hari Ini: 38
Kunjungan Hari Ini: 38
Total Pengunjung: 6091
Total Kunjungan: 7021
Pengunjung Online: 3